Pages

Tahukah anda?

Ketika pertama kali bekerja dan masuk ke dunia perkebunan khususnya kelapa sawit, saya sering mendengar senior-senior mengatakan bahwa tanaman itu punya jiwa & perasaan ... ah orang ini ada-ada aja saya membatin..... setahu saya makhluk yg punya jiwa hanya manusia dan hewan....
Setelah beberapa tahun saya bekerja di bidang humas kemudian mutasi ke bagian tanaman, saya mulai teringat akan ucapan senior-senior dulu dan setelah bergelut langsung dan memperhatikan secara seksama tanaman baik di lapangan maupun di sekitar kita baru saya bisa menerima ucapan senior-senior dulu ternyata ada benarnya. Anda boleh percaya boleh tidak silahkan buktikan sendiri fakta di bawah ini :
@ Kelapa sawit yang ada di depan rumah kita baik sengaja
ditanam maupun tumbuh sendiri, jarang tidak berbuah bahkan
terkadang buahnya banyak walaupun tak pernah dipupuk.
@ Blok yang sering kita datangi pasti lebih banyak produksinya
dibandingkan dengan yg jarang kita kunjungi.
masih banyak cara untuk membuktikannya...
Walaupun saya adalah pekerja di perusahaan, saya juga memiliki kebun walaupun tidak begitu luas. Ini adalah pengalaman pribadi saya Ketika tren produksinya turun selalu pengurus kebun saya tersebut minta saya datang utk melihat kebun tersebut alasannya sederhana aja.. "kayaknya sawit itu udah rindu sama bapak karena udah lama gak dilihat sama bapak" dan memang ketika saya pergi ke kebun saya selalu berkeliling melihat pokok satu persatu yang awalnya bertujuan melihat potensi buah di pokok, faktanya kalau udah saya lihat pasti deh bunga-bunga sawit mulai bermunculan, ini pengakuan yang ngurus kebun saya, sekali lagi boleh percaya boleh nggak.
Berdasarkan fakta-fakta di atas saya meyakini bahwa tanaman kelapa sawit memiliki jiwa yang harus selalu diperhatikan tanpa mengesampingkan perawatan dan pemupukam lho...
Ini sekedar berbagi pengalaman buat rekan-rekan planters dan bukan untuk diperdebatkan...

Pembibitan kelapa sawit PTPN XIII

KIAT SUKSES MENJADI ASISTEN AFDELING/DIVISI

Menjadi seorang asisten tanaman adalah fase awal dan pondasi dalam menapaki karir selanjutnya yang lebih tinggi di perusahaan perkebunan (jika anda ingin berkarir di dunia perkebunan). Jarang terjadi seorang pimpinan puncak suatu perusahaan perkebunan tidak melewati fase ini kalaupun ada biasanya ia punya hubungan khusus/kerabat dengan owner.
Sukses tidaknya seseorang berkarir di dunia perkebunan ditentukan pada saat ia menjadi asisten afdeling/divisi. Pada fase ini kita diasah dan dibentuk oleh berbagai pengalaman dan tantangan untuk menjadi seorang leader yang tangguh.
Saya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca bagaimana cara mengelola afdeling/divisi yang kita pimpin memiliki kinerja baik dan unggul.
Saya adalah salah satu mantan asisten humas yang dimutasikan menjadi asisten afdeling/divisi di PTPN XIII (BUMN) dimana kinerja afdeling nya pada saat itu menduduki peringkat terendah di sebuah unit kerja (produktivitas 18/ha/tahun) sementara potensi tanaman baik. Salah satu penyebab rendahnya kinerja di afdeling tersebut adalah faktor SDM bisa dibayangkan karyawan pemanen bekerja dengan asal-asalan dan tanpa semangat sedangkan tenaga pemeliharaan kerja 89 (masuk pukul 8 pulang pukul 9) bahkan para pengawas tidak tahu job discription, namun kondisi ini harus tetap saya terima.
Kondisi tersebut dalam waktu 1 tahun berubah 360 derajat karena tahun pertama saya dapat menaikan produktivitas tanaman menjadi 20 ton/ha/tahun dan tahun kedua produktivitas naik menjadi 22,90 ton/ha/tahun dan juara lomba kebersihan lingkungan afdeling tingkat perusahaan. Pencapaian ini tidak tercapai dengan sendirinya tetapi dengan berbagai upaya keras terutama bagaimana memulihkan mental dan memulihkan
semangat kerja karyawan yang mulai hilang. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam dunia perkebunan, SDM adalah asset terpenting dan menentukan maju mundurnya perusahaan sehingga sebagai seorang asisten kita dituntut untuk dapat memberdayakan SDM dalam mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam mengelola SDM di afdeling/divisi maka seorang asisten dituntut untuk bisa melakukan hal-hal berikut:
1. Menjadi pemimpin yang dapat berperan sebagai teman, orang
tua, anak, guru/konselor, dan pendengar yang baik.
2. Memiliki ilmu komunikasi yang baik (dapat diperoleh melalui
pelatihan atau belajar melalui buku).
3. Tegas dan disiplin
4. Mau berbagi (tidak pelit)
5. Berikan penghargaan sebanyak mungkin.
6. Mau mengenal bawahan secara detil bahkan sampai ke anggota
keluarganya.
7. Beri kesempatan kepada bawahan untuk berubah (baik).
8. Jangan pernah takut untuk memberi sanksi jika bawahan telah
diberi kesempatan tetapi tidak juga berubah.
9. Jangan pilih kasih.
Inilah hal-hal yang perlu dilakukan oleh asisten dalam mengelola SDM untuk dapat memimpin afdeling/divisi dengan baik. Masih banyak kiat dan trik lainnya yang belum termuat disini dapat dimodifikasi sendiri oleh pembaca semoga bermanfaat....


by: HER'S

Peran ilmu Humas (public Relation) bagi keberlangsungan usaha perkebunan Kelapa sawit



Saat ini usaha perkebunan kelapa sawit merupakan primadona bagi investor baik dalam maupun luar negeri. Namun hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan baik internal maupun eksternal yang jika tidak segera ditangani dengan bijak dan tuntas tentu akan memicu konflik baru yang lebih besar dan berdampak pada stabilitas keuangan perusahaan.
Permasalahan tersebut tidak dapat dihindari karena usaha perkebunan kelapa sawit memang membutuhkan SDA dan SDM yang besar sehingga rentan terjadi permasalahan baik sosial, pertanahan maupun ketenagakerjaan dengan berbagai motif dan kepentingan. Asisten Tanaman, Asisten Kepala dan Manajer Kebun sebagai lini pertama unsur manajemen di perkebunan harus bisa meminimalisir bahkan menyelesaikan permasalahan yang muncul.  Biasa di setiap unit/kebun ada petugas khusus yang menangani bidang humas yaitu asisten/manajer Humas tetapi itu tidaklah cukup. Semua unsur manajemen yang membawahi bagian, afdeling/divisi bahkan kebun/unit wajib menjadi humas perusahaan. Mengapa demikian?
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa permasalahan yang sering timbul di perkebunan adalah masalah yang terkait dengan Sumber daya manusia baik warga masyarakat (petani) maupun karyawan dan untuk penyelesaiannya diperlukan mediasi dan komunikasi yang baik dan intesif. Untuk keberhasilan suatu mediasi dibutuhkan komunikator yang baik untuk menjadi corong yang mampu menyampaikan pesan/keinginan perusahaan  dan menjadi pendengar dan pemerhati yang baik dalam menanggapi aspirasi masyarakat/pekerja.
Untuk menjadi komunikator yang baik dibutuhkan pengetahuan dan keahlian ilmu komunikasi dan Public Relation (Kehumasan) yang dapat diperoleh dengan belajar sendiri maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pelatihan.
Asisten tanaman, Asisten kepala dan Manajer Kebun adalah ujung tombak perusahaan dalam interaksi sosial perusahaan dan komunikasi dengan masyarakat dan pekerja/karyawan sehingga mereka wajib menguasai ilmu komunikasi dan Public Relation (kehumasan) tanpa mengesampingkan bidang tekhnis tentunya. 
Dengan komunikasi yang baik antara perusahaan dan stakeholder diharapkan segala permasalahan dapat diselesaikan bahkan dihindari sehingga kondisi kerja kondusif dan keberlangsungan usaha perkebunan dapat terjaga bahkan lebih maju dan berkembangan sesuai dengan harapan yang dicita-citakan.
Mari kita mulai era baru dimana perusahaan perkebunan tanpa konflik sosial berarti dengan penguasaan ilmu komunikasi dan kehumasan (Publik Relation) bagi unsur manajemen di kebun/unit. 
Bravo.... Planters .....








 

Search in This Blog

Berlangganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Diberdayakan oleh Blogger.